UHO Kendari Gelar Konferensi Internasional Bahas Peredaran dan Perdagangan Karbon Secara Global
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo (FHIL UHO) sukses menggelar International Conference of Forestry and Environment (ICFE) atau konferensi internasional kehutanan dan lingkungan bersama beberapa perguruan tinggi di negara Malaysia, Jepang, Singapura, Swedia dan Indonesia.
Kegiatan yang mengangkat tema “Balancing Carbon and Canopy: Co-creating of Enhanced Carbon Uptakes and Managing Carbon Trade itu dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Kendari pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Rektor UHO, Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si.,M.Si.,M.Sc mengatakan, salah satu isu hangat terkait kehutanan dan lingkungan adalah perdagangan karbon hingga cara penyimpanan karbon.
“Jadi aspek yang akan dibahas adalah bagaimana kita menyelamatkan bumi, salah satu isu yang paling hangat adalah perdagangan karbon dan bagaimana cara menyimpan karbon untuk mereduksi emisi karbon,” ujarnya.
Prof Zamrun menjelaskan, Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki hutan, mangrove yang sangat luas. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyerap karbon.
“Untuk itu saya harapkan, adanya kegiatan ini kita bisa menjaga hutan dan mangrove. Melalui kegiatan ini juga, peserta bisa tahu dan mengerti bagaimana fungsi hutan dan mangrove. Sehingga paling tidak dengan itu, mereka dapat membantu menyelamatkan bumi,” jelasnya.
Dekan FHIL UHO, Dr. Lies Indriyani, SP.,M.Si mengungkapkan, kegiatan tersebut adalah salah satu upaya dari FHIL UHO untuk lebih mensosialisasikan isu-isu kehutanan dan lingkungan baik yang terjadi di Indonesia maupun skala internasional.
“Salah satu isu yaitu adalah karbon. Melalui kegiatan ini, kita dapat meminimalisir dan mereduksi emisi karbon sehingga nol zero. Artinya antara karbon yang diserap dengan emisi yang dikeluarkan itu nol,” ungkapnya.
Ia juga menerangkan, tema yang diangkat terkait dengan penyimpanan karbon dan bagaimana sistem peredaran karbon di Indonesia.
“Kegiatan ini diikuti oleh beberapa perguruan tinggi yang ada antara lain Malaysia, Jepang, Singapura, Swedia dan Indonesia. Dengan tema yang diangkat kali ini, kita mendapatkan ide-ide baru bagaimana solusi pencegahan dan mengurangi emisi karbon,” ungkapnya.
“Hasil seminar ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi negara-negara atau peserta dalam merancang kebijakan nasional yang mendukung pengelolaan karbon dan mempercepat perdagangan karbon global dengan prinsip keberlanjutan,” tambahnya. (Ahmad Odhe/yat)