Jalan Rusak di Muna Cukup “Dicubitkan” 2 Persen dari Megaproyek Kendari-Toronipa
Video emak-emak memprotes jalan rusak di Desa Wakumoro Kecamatan Parigi Kabupaten Muna viral di media sosial, Senin 30 Agustus 2021.
Selain memblokir jalan yang menghubungkan tiga Kabupaten, Muna, Muna Barat dan Buton Tengah, warga juga menyandera beberapa kendaraan dinas (randis).
Salah satu mobil plat merah yang disandera diketahui milik Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup (LH) Buton Tengah (Buteng). Mobil ini nyaris digulingkan pendemo.
Mobil itu kemudian diangkat beramai-ramai lalu dimiringkan. Di sisi lainnya ditopang menggunakan kayu.
Sementara kendaraan lainnya yakni, empat sepeda motor operasional milik staf Dinas Pariwisata Muna Barat (Mubar), dan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan (DTPHP) Muna ikut disandera.
Protes warga terhadap jalan rusak ini bukan pertama kali terjadi di Pulau Muna. Beberapa waktu lalu protes dilakukan di Kecamatan Kabawo.
Setelah didesak berkali-kali, akhirnya jalan tersebut langsung segera diperbaiki oleh pemerintah provinsi.
Namun, kerusakan jalan provinsi di Pulau Muna ini bukan hanya terjadi di wilayah Kabawo yang merupakan kewenangan Pemprov Sultra. Tetapi juga terjadi di Kecamatan Parigi tepatnya di antara Desa Laiba-Wakumoro.
Hal ini lah yang memantik warga di Desa Wakumoro melakukan blokade jalan sejak 9 Agustus 2021.
Mereka meminta agar Pemprov Sultra segera memperbaiki jalan sepanjang 3-4 kilometer.
Menurut warga, kerusakan jalan ini sudah terjadi sejak lama jauh sebelum pemerintah mengalokasikan anggaran pembangunan jalan Kendari-Toronipa yang menelan anggaran negara hampir Rp1 triliun atau sebanyak Rp909 miliar.
Iklan oleh Google
“Kalau hujan berlumpur, kalau panas berdebu. Jalan rusak ini sudah berlangsung lama tapi tidak ada perhatian pemerintah,” kata warga dalam orasinya.
Jalan rusak di wilayah Wakumoro ini merupakan jalur utama transportasi di Pulau Muna yang menghubungkan beberapa kabupaten.
Yakni, Muna, Muna Barat, Buton Tengah hingga daratan Buton dan Kota Baubau.
“Ini jalur utama. Jalur perekonomian bagi warga di daratan Muna dan Buton,” jelasnya.
Kerusakan jalan di wilayah Pulau Muna ini cukup kontras bila dibandingkan dengan megaproyek pembangunan jalan Kendari-Toronipa.
Padahal, jalan rusak sepanjang 5 kilometer itu hanya butuh minimal Rp20 miliar. Angka ini hanya sedikit “dicubitkan” sekitar 2 persen dari total anggaran pembangunan jalan Kendari-Toronipa hampir Rp909 miliar.
Jalan Kendari-Toronipa sepanjang 14 kilometer ini dikerjakan dalam dua tahap. Di tahap pertama sepanjang 3,4 kilometer dengan menghabiskan anggaran Rp144 miliar. Anggarannya bersumber dari APBD Sultra Tahun 2019.
Kemudian, masuk di tahap kedua, Pemprov Sultra mengajukan pinjaman ke PT Sarana Multi Infrastuktur (SMI) senilai Rp 799.258.216.000. Pinjaman ini disepakati melalui penandatanganan perjanjian pembiayaan daerah antara Direktur PT SMI Edwin Syahruzad dengan Gubernur Sultra Ali Mazi di Jakarta pada 22 Juli 2020.
Sebesar Rp756 miliar kemudian dialokasikan untuk menuntaskan pembangunan jalan sepanjang 11 kilometer dengan lebar 27 meter.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra telah menandatangani kontrak kerja dengan PT PP (Persero) Tbk, selalu BUMN yang mengerjakan proyek multitahun tersebut.
Dengan total anggaran kurang lebih Rp909 triliun, jalan ini ditargetkan akan rampung pada 2022. Dengan rencana rampungnya jalan wisata ini diharapkan bisa bersamaan dengan mulusnya jalan provinsi di seluruh Sultra. (Yat)