Take a fresh look at your lifestyle.

Atlet Disabilitas Sultra di PEPARNAS Papua Diberi Makan Nasi Telur Tempe

21

Atlet disabilitas Sulawesi Tenggara (Sultra) yang bakal bertanding di Pekan Paralympic Nasional (PEPARNAS) di Papua 2021 diduga diberikan pelayanan buruk oleh pengurus Nasional Paralympic Comite (NPC) Sultra.

Hal ini terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IV DPRD Sultra terkait keluhan para atlet disabilitas yang mendapatkan pelayanan kurang memuaskan dari NPC Sultra. Turut hadir kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sultra, Trio Prasetio Prahasto.

Dalam RDP tersebut dihadiri sejumlah atlet dengan didampingi oleh anggota DPRD Kolaka, Musdalim Zakir yang tersentuh hati nuraninya terkait pelayanan yang didapatkan atlet.

Mendampingi atlet disabilitas, politikus Partai Gerindra membeberkan sejumlah keluhan para atlet. Ia menjelaskan, para atlet penyandang disabilitas hanya diberi makan nasi bungkus setiap harinya dan meminum air galon saat berada di pusat pelatihan oleh Nasional Paralympic Comite (NPC) Sultra yang menaungi atlet tersebut.

Selain itu, para atlet diberikan nasi kuning telur tempe ditambah vitamin berupa tablet untuk ketahanan tubuh mereka. Belum lagi, mereka diberi tempat tinggal yang tidak layak selama latihan di Kota Kendari, di mana dalam satu kamar itu ada empat orang.

Lanjutnya, kejanggalan lain itu tidak lolosnya beberapa atlet, padahal yang ikut seleksi hanya satu orang saja. Kemudian seleksi itu sudah dilakukan sebelumnya di setiap kabupaten dan saat ini para atlet melakukan training persiapan berangkat bertanding.

“Sangat tidak rasional dan tidak masuk akal dengan anggaran Rp2 miliar yang saya dengar, tapi pelayanan sangat buruk bagi 27 atlet. Apalagi ini atlet disabilitas yang akan berangkat ke Papua, harusnya kita mengutamakan hati nurani kita untuk memberikan pelayanan yang baik kepada mereka ini,” jelasnya.

“Masa dikasih makan nasi kuning, satu telur dan dua tempe. Terus minumnya air galon dengan anggaran Rp2 miliar. Ini kan tidak manusiawi. Itu mereka curhat mereka ke saya pada saat ikut training,” sambungya.

Ada 27 atlet hasil seleksi dan tujuh atlet dipulangkan dari Kolaka Raya, Konawe dan Baubau dengan alasan tidak lolos seleksi Padahal PEPARNAS Papua dimulai pada 2 Oktober 2021.

Ia menambahkan, jika para atlet telah masuk dalam Treaning Center (TC) atau pusat pelatihan, seharusnya bukan lagi dalam proses seleksi, tapi sudah lolos sebagai atlet yang bakal bertanding ke Papua.

“Masa sudah latihan di TC masih dikeluarkan dengan alasan tidak lolos seleksi. Kan tidak masuk akal, apakah kalian tidak merasa berdosa dengan apa yang telah lakukan terhadap atlet disibalitas,” jelasnya.

Iklan oleh Google

“Melalui kesempatan ini, saya harap semua atlet yang ikut training diberangkatkan semua bertanding di Papua. Ini panggung mereka untuk menunjukan dan menyumbangkan medali untuk daerah,” tutupnya.

Ketua Komisi IV DPRD Sultra La Ode Frebi Rifai, mendesak pihak NPC Sultra dapat memasukan semua atlet sebanyak 27 orang tersebut agar bisa ikut bertanding ke Papua.

“Kita harapkan jangan ada yang ditinggalkan, bagaimana pun caranya harus diberangkatkan semua. Jadi saya harap NPC Sultra koordinasi ke pusat supaya semua atlet itu bisa ikut bertanding ke Papua,” tegasnya.

Politikus PDIP ini meminta pihak NPC Sultra agar pergi duluan ke Papua untuk melobi panitia PEPARNAS agar dapat mengakomodir 27 atlet tersebut.

“Kalau bisa pergi duluan ke Papua, lobi panitianya supaya bisa masuk semua ini atlet dan jangan pusingkan persoalan anggaran nanti kita kawal di DPRD,” ujarnya.

Kemudian, anggota Komisi IV DPRD Sultra, Titin Nurbaya mendesak NPC Sultra agar semua atlet yang telah masuk dalam pusat pelatihan diharuskan mengikuti PEPARNAS Papua.

“Kasihan mereka ini, padahal sudah ikut latihan semua itu atlet, jadi harus bisa ikut berangkat semua. Kalau bisa kita memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada para atlet ini,” ujarnya.

Sementata itu, Ketua NPC Sultra yang menaungi atlet disibalitas, Kafarudin menjelaskan, untuk kuota Sultra hanya 20 atlet saja, olehnya itu tujuh orang lainnya tidak bisa bertanding ke Papua. Tapi dimasukan dalam kategori cadangan bila mana calon utama mendapat kendala teknis.

“Jadi 20 calon ini sudah terdaftar semua di Papua dan sudah tidak bisa lagi ditambah, karena sudah diusulkan. Yang tujuh ini masuk cadangan, tapi sekarang tidak lagi,” jelasnya.

Kafarudin mengaku tetap akan mencoba untuk menyampaikannya ke NPC Pusat dan panitia PEPARNAS Papua agar dapat menambah kuota atlet tersebut.

“Nanti kita akan coba sampaikan soal ke NPC Pusat dan panitia PEPARNAS
penambahan itu,” tutupnya. (re/yat)

ARTIKEL-ARTIKEL MENARIK NAWALAMEDIA.ID BISA DIAKSES VIA GOOGLE NEWS(GOOGLE BERITA) BERIKUT INI: LINK
Berlangganan Berita via Email
Berlangganan Berita via Email untuk Mendapatkan Semua Artikel Secara Gratis DIkirim ke Email Anda
Anda Dapat Berhenti Subscribe Kapanpun
Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, ruas (*) wajib diisi