Sebulan Hilangnya Ribuan Obat Narkotika di RS Bahteramas, Polisi Belum Ungkap Pelaku
Kepolisian Resor Kota Kendari belum menangkap pelaku dalam kasus hilangnya ribuan ampul obat bius golongan narkotika di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Diketahui dalam kasus ini aksi pelaku terekam kamera pengawas atau CCTV milik rumah sakit provinsi itu. Kasus ini telah dilaporkan sejak sebulan yang lalu.
Dalam laporannya pihak rumah sakit mengaku sebanyak 1.460 ampul obat jenis fentanyl bermerek Fentanex raib dari ruang penyimpanan rumah sakit pada Kamis malam, 3 April 2025.
Ironisnya, ini bukan kali pertama insiden semacam ini terjadi. Pihak rumah sakit menyebut ini merupakan kali ketiga sejak Maret 2025.
Pada kejadian pertama, pelaku hanya merusak pintu penyimpanan obat tanpa sempat mengambil barang. Namun di insiden kedua, pada 26 Maret 2025, pelaku berhasil membawa kabur 650 ampul fentanyl. Kemudian pada 3 April, kasus pencurian terbesar terjadi dengan jumlah kehilangan mencapai 1.460 ampul.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Kendari, AKP Nirwan Fakaubun, mengungkapkan pihaknya masih terus memburu pelaku.
“Pelaku sudah terlihat, makanya kita lagi mencari sampai sekarang. Intinya kita lagi maksimalkan tim semua,” kata Nirwan saat ditemui di Mapolresta Kendari.
Menurut Nirwan, hasil analisis pihaknya menunjukkan tidak ada yang mengenali wajah pelaku.
Iklan oleh Google
“Kita sudah sebar beberapa informasi ke teman-teman di lapangan untuk mencari namun belum ada yang mengetahui juga ini orang ini,” ujarnya.
“Otomatis di antara orang di sini atau di luar ya kita belum tahu juga. Yang jelas kita masih maksimal sampai sekarang,” tambahnya.
Pencurian ini juga membuat geram Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Ir Hugua. Dia sangat menyayangkan atas aksi pencurian yang terjadi di rumah sakit provinsi ini.
Terlebih kata Hugua, obat ini termasuk jenis yang tidak bisa diedarkan sembarangan dikarenakan dapat membahayakan jika digunakan tak sesuai peruntukannya.
“Oleh karenanya pemerintah provinsi (Sultra) pasti serius. Pak gubernur (Andi Sumangerukka) pasti memberi atensi tinggi, terhadap hal ini,” katanya.
Menurutnya, obat-obatan yang hilang ini disinyalir ada keterlibatan orang dalam. Sebab jika pelaku dari luar tidak mungkin mengetahui penyimpanan obat-obatan tersebut.
“Mungkin ada terlibat orang dalam bisa aja tetapi yang menentukan itu polisi, pihak APH. Kami hanya menduga-duga aja,” katanya.
“Mudah-mudahan tidak ada keterlibatan orang dalam,” tambahnya. (Ahmad Odhe/yat)