Angka Anak Tidak Sekolah di Kendari Capai Ribuan, Masalah Ekonomi Jadi Faktor Utama
Angka anak tidak sekolah (ATS) di Kota Kendari masih menjadi perhatian serius. Data dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Kendari menunjukkan bahwa ribuan anak di kota ini tidak sekolah dominan karena faktor ekonomi.
“Faktor ekonomi memang utama,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar, Maljuwais pada Selasa, 16 September 2025.
Dia menyebut pada tahun 2023, tercatat 6.532 anak masuk kategori ATS. Angka ini sedikit menurun pada tahun 2024 menjadi 5.354, namun penurunan ini dinilai belum signifikan.
“Tahun ini 2025 lebih dari 3000-an orang,” ungkapnya.
Dia melanjutkan meskipun faktor ekonomi adalah yang paling utama, masalah lain seperti orang tua yang berpisah atau kehilangan pekerjaan juga berkontribusi pada meningkatnya jumlah anak putus sekolah.
Iklan oleh Google
Untuk menurunkan angka tidak sekolah tersebut, berbagai program telah di lakukan oleh pemkot Kendari. Mulai pemberian beasiswa, kerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) hingga pembentukan Satuan Tugas (Satgas)
Maljuwais menyebut, Pemkot telah bekerja sama dengan 21 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di seluruh Kendari. Tujuannya agar mereka bisa mendapatkan pendidikan non-formal dan meraih ijazah melalui paket A, Paket B dan Paket C.
“Jadi, salah satu solusinya ketika dia putus, orang tidak mau lagi sekolah, tapi kita harus masukkan dia di paket. Kalau di SD kan paket A. Kalau SMP paket B, SMA paket C. Nah, itu yang sementara juga kita salah satu solusi yang kita lakukan,” jelasnya.
Sementara itu, pembentukan Satuan Tugas (Satgas) di setiap kelurahan bertugas mendata dan melakukan intervensi langsung kepada anak-anak yang putus sekolah.
“Selain tim kelurahan, kan kita sudah bentuk Satgas untuk mengatasi ATS,” pungkasnya. (Ahmad Odhe/yat)