Muna Barat Jadi Daerah Paling Rawan Pendistribusian Logistik Pilkada
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut Kabupaten Muna barat (Mubar) menjadi daerah paling rawan dalam pendistribusian logistik pemilihan pada pilkada serentak tahun 2024 ini. Hal tersebut setelah Bawaslu melakukan mitigasi ke daerah tersebut.
Ketua Bawaslu Sultra Iwan Rompo Banne mengatakan, Muna Barat dijadikan daerah dengan lokasi rawan tinggi atau paling rawan dalam mengganggu pendistribusian logistik pemilihan dikarenakan Muna Barat sebagian besar wilayah administrasinya terdiri dari pulau-pulau .
“Sehingga itulah yang Muna Barat menjadi daerah yang paling rawan dari sisi logistik tadi,” kata Iwan Rompo saat ditemui usai Bawaslu Sultra meluncurkan pemetaan kerawanan pemilihan serentak tahun 2024 di salah satu hotel di Kota Kendari.
Menurut Iwan Rompo, dengan adanya sejumlah wilayah berada di kepulauan dapat memakan waktu lama jika terjadi surat suara tertukar. Mengingat jarak antara pulau-pulau tersebut cukup jauh serta minimnya transportasi.
Selain itu juga, Ketua Bawaslu Sultra, mengatakan kasus ini sudah terjadi pada pemilu 2024 kemarin. Dimana terdapat pemungutan suara susulan.
“Dan ini pernah waktu Pemilu 2024 kan ada pemungutan suara susulan karena ada logistik yang tidak sampai,” ungkapnya.
Iwan Rompo menambahkan, dengan karakteristik geografis Provinsi Sulawesi Tenggara, yang terdiri dari pulau-pulau dan wilayah terpencil, menjadi kendala utama dalam proses distribusi.
Kondisi infrastruktur yang belum merata, terutama di daerah-daerah Kepulauan seperti Bombana, Konawe Kepulauan, Muna, Muna Barat, Buton Tengah, Buton Utara, Baubau, Buton Selatan, dan Wakatobi, dapat memperlambat pengiriman logistik pemilihan seperti surat suara, kotak suara, dan perlengkapan TPS lainnya.
Selain itu, cuaca yang tidak menentu, terutama pada musim hujan, berpotensi mengganggu jalur transportasi laut dan darat, sehingga meningkatkan risiko keterlambatan atau kerusakan logistik pemilihan. (Ahmad Odhe/yat)