Lima Bulan Anaknya Hilang di Pesantren, Seorang Ibu Demo di Polda Sultra
Kasus hilangnya Agung Kurniawan (14) seorang santri di Pesantren Tahfidzul Qur’an Darur Raihanun NW, Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, kabupaten Konawe Selatan (Konsel) sejak Minggu 25 Februari 2024 lalu hingga saat ini belum menemukan titik terang.
Walaupun sebelumnya kasus tersebut telah dilaporkan ke pihak Polsek Ranomeeto.
Atas hilangnya santri tersebut, Aliansi Peduli Masyarakat menggelar demonstrasi di Mapolda Sultra pada Senin, 15 Juli 2024. Mereka menuntut pihak Polda Sultra untuk turun tangan menangani kasus tersebut.
Aisyah ibu Agung mengaku, hingga saat ini belum ada kepastian dari pihak Polsek Ranomeeto terkait hilangnya anaknya tersebut sejak lima bulan yang lalu.
“Sampai detik ini tidak ada respon dari pihak pondok pesantren maupun dari pihak kepolisian Ranomeeto. Tidak ada kepastian atas hilangnya anak saya,” kata Aisyah di Mapolda Sultra Senin, 15 Juli 2024.
Atas hal tersebut, ia meminta Kepala Kepolisian Polda (Kapolda) Sultra Irjen Pol Dwi Irianto, S.I.K untuk mengambil alih dan menuntaskan kasus hilangnya anak berumur 14 tahun itu.
“Tolong pak Kapolda ditangani saya punya masalah ini, tolong anak saya bagaimana nasibnya sudah lima bulan belum ada kejelasan dimana sebenarnya anakku itu. apa masih hidup atau sudah mati,” tegasnya.
Menurutnya, ada kejanggalan terkait hilangnya anaknya. Sebab dirinya baru di beritahu oleh pihak pesantren usai tiga hari hilang anaknya.
Iklan oleh Google
“Anak saya tiga hari (hilang) baru diinformasikan,” ujar Aisyah.
Sementara itu, Uli Sabarno keluarga korban, meminta pihak Polda Sultra untuk memecat Kapolsek Ranomeeto, yang mereka nilai tidak bisa menuntaskan kasus tersebut.
“Kami juga meminta Kapolsek Ranomeeto untuk dicopot. Sudah cukup muak memberikan ruang terhadap Polsek Ranomeeto karena apa yang menjadi penyelidikan Polsek Ranomeeto tidak membawa saudara kami Agung,” ungkapnya saat melakukan aksi unjuk rasa di Mako Polda Sultra.
Sementara itu Kapolsek Ranomeeto, AKP Ansar Ali mengatakan, terkait kasus tersebut pihaknya sudah memeriksa beberapa saksi baik dari keluarga Agung ataupun pihak pondok pesantren.
“Jadi kami sudah memeriksa terhadap sejumlah saksi, baik dari keluarga Agung Kurniawan dan juga pihak pondok pesantren. Total sudah enam saksi yang diperiksa,” jelasnya pada awak media.
Ia mengungkapkam, sebelum hilang, korban sempat disuruh oleh pihak pondok untuk meminta sumbangan ke pasar.
“Keterangan pihak pondok, bahwa sebelumnya menyuruh korban dan temannya meminta sumbangan di pasar. Setelah dari luar atau pasar anak itu tidak sempat masuk ke dalam pondok,” ungkapnya.
Selain itu juga, kata dia, pihaknya masih terus berupaya mengungkap keberadaan Agung Kurniawan.
“Setiap informasi selalu kami tindak lanjuti , namun hingga saat ini belum ada informasi yang A1 (valid),” pungkasnya. (Ahmad Odhe/yat)