Take a fresh look at your lifestyle.
         

Indahnya Toleransi Penganut Dua Agama di Tongkuno Muna

264

Asap mengepul dari halaman gereja di Desa Lahontohe Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna, Senin 22 Mei 2023.

Di bawah tenda biru, puluhan ibu-ibu tengah sibuk memotong daging ayam, sapi dan ikan. Begitu pun kaum lelakinya yang sedari pagi membelah kayu.

Kesibukan ini bukan tanpa sebab. Esoknya, warga di desa itu akan menggelar syukuran peresmian Gereja Katolik Santo Meklior Stasi Tembeua.

Uniknya, warga yang turut sibuk dalam acara agama Nasrani ini adalah ibu-ibu berjilbab dari masyarakat Muslim.

Kebiasaan saling bantu ini telah turun temurun berlaku di masyarakat Desa Lahontohe. Toleransi terus terjaga sejak kampung ini berdiri hingga kini.

Di desa ini, didiami oleh masyarakat yang memiliki dua keyakinan, muslim dan kristen.

“Di sini, toleransi beragamanya sangat baik. Masyarakat hidup rukun satu sama lain,” kata Nur Arduk yang merupakan Pendamping Desa Pemberdayaan di Kecamatan Tongkuno.

Nur Arduk bilang, kebiasaan masyarakat saling bantu di setiap acara syukuran maupun kegiatan keagamaan sudah terjalin sejak lama.

Jika ada acara hari raya Idulfitri dan Iduladha, warga beragama Kristen ikut membantu menjaga pengeras suara. Begitu pula masyarakat Kristen yang menggelar hari raya, maka warga Muslim yang turut mengurus persiapannya.

“Jadi, perbedaan keyakinan itu bukan masalah di sini. Sudah menjadi kebiasaan dari dulu kalau ada acara. Kalau dari umat Kristen yang punya acara, maka yang bantu kerja dari Islam. Begitu pula sebaliknya,” jelasnya.

Begitu pula dalam hal kegiatan kerja bakti membersihkan rumah ibadah. Warga yang memiliki perbedaan keyakinan itu memiliki kewajiban yang sama untuk ikut membersihkan masjid atau pun gereja.

“Perangkat desa dan warga selalunya saling membantu,” imbuhnya.

Pada Selasa 23 Mei 2023, Gereja Katolik Santo Meklior Stasi Tembeua diresmikan dengan seremoni pengguntingan pita dan penampilan dari pemuda Katolik yang datang dari Kota Raha. Peresmian tersebut tampak ramai dihadiri oleh masyarakat.

Iklan oleh Google

Dalam sambutan panitia, penganut Katolik berdiam di Kecamatan Tongkuno sekitar 1978 silam. Penganut Katolik kala itu berasal dari wilayah Waleale, Kulidawa dan Lolibu.

Saat ini tercatat, sebanyak 130 kepala keluarga Katolik yang bermukim di Tembeua Desa Lahontohe Kecamatan Tongkuno.

Dari berbagai perkembangan umat, maka ada usaha untuk membangun gereja. Sumber dananya pun patungan dari warga di desa itu hingga bantuan datang dari warga luar.

Peresmian gereja ini pun disambut baik oleh pemerintah setempat. Salah satu pejabat Kecamatan Tongkuno menyatakan, dengan hadirnya gereja ini, membuat masyarakat bisa beribadah dengan baik.

Pemerintah juga terus menyerukan agar masyarakat di desa itu dan di Kecamatan Tongkuno pada umumnya untuk terus saling bahu membahu menjaga kerukunan, keamanan, ketentraman dan merawat toleransi yang telah dibina sejak lama.

Toleransi antar-umat beragama di Desa Lahontohe Tongkuno terbangun sejak lama dan terus dirawat hingga kini. (Istimewa)

Kepala Bimas Katolik Sultra Drs Casimirus Sado dalam sambutannya mengatakan, negara bisa rusak jika ideologi Pancasila terkikis habis. Untuk itu, menjaga toleransi antar-umat beragama merupakan salah satu amanah bernegara yang harus dijunjung tinggi.

“Kalau kita tidak menjaga toleransi hidup beragama akan bisa runtuh negara ini. Jadi kita harus hidup bersama dan menjaga semua ini,” katanya.

Ia juga menyerukan semangat membangun gotong royong antar umat beragama dan saling berkomunikasi yang baik.

“Selamat kepada paroki sudah membangun gereja dan terima kasih kepada pemerintah desa sudah mau membangun PAUD buat agama Katolik yang ada di Tembeua,” katanya.

Sementara itu, Paroki Labasa Fransikuswogapati mengaku, dirinya diangkat menjadi pastor 18 juli 2021. Dirinya juga memotivasi untuk membangun gereja di Waleale. Ia pun meminta agar gereja yang telah dibanhun di Tembeua untuk dimanfaatkan dengan baik.

Sementara, Pastor Vikep Piet Majina La Oji menyebut, menghadapi tahun politik, ia mengimbau kepada umat di Tembeua, Tongkuno dan Sultra secara umum agar terus menjaga persaudaraan.

“Ada 3 B yaitu bersama, bersatu dan bersaudara,” pungkasnya. (yat)

ARTIKEL-ARTIKEL MENARIK NAWALAMEDIA.ID BISA DIAKSES VIA GOOGLE NEWS(GOOGLE BERITA) BERIKUT INI: LINK
   
Berlangganan Berita via Email
Berlangganan Berita via Email untuk Mendapatkan Semua Artikel Secara Gratis DIkirim ke Email Anda
Anda Dapat Berhenti Subscribe Kapanpun
Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, ruas (*) wajib diisi