Take a fresh look at your lifestyle.

Harga Beras di Mubar Capai Rp800 Ribu Perkarung, Masih Bisa Naik Lagi

240

Harga beras di Kabupaten Muna Barat (Mubar) mengalami kenaikan yang signifikan. Bahkan harga beras menembus angka Rp800 ribu untuk 50 Kg.

Wa Ode Afa (60) pedagang beras di Pasar Matakidi mengaku, kenaikan harga beras ini dimulai sejak awal Februari 2024. Dimulai dari harga Rp700.00 Kemudian, Rp720.00, lalu Rp750.000 dan sampai Rp800.000, per 50 Kg.

“Kalau bulan Januari 2023 itu masih terbilang stabil, harganya Rp600 lebih per 50 kg. Setelah masuk Februari, naik hingga Rp200 ribu,” terangnya saat ditemui Jurnalis Nawalamedia.id.

Wa Ode Afa juga mengaku bahwa biasanya kenaikan harga beras ini akibat stok beras yang berkurang. Namun kondisi saat ini berbeda. Stok beras tidak berkurang tapi harga melambung.

Ia mengaku, beras yang dijual tersebut berasal dari Kota Kendari. Mereka ambil dengan harga Rp700 ribu lebih.

“Kalau stok tidak masalah, kalau habis ada terus. Tinggal menelpon saja di Kendari, kita tinggal ambil di kapal malam,” tuturnya.

Hal yang sama juga disampaikan Wa Safia, pedagang beras di Pasar Matakidi Asal Desa Bungkolo. Ia mengaku, kenaikan harga beras di pasar sangat cepat. Pasalnya, harga beras dua minggu lalu masih mencapai Rp700 ribuan.

“Sekarang sudah Rp800 ribu per 50 Kg, Kenaikan harganya sangat cepat. Dua minggu naik Rp200 ribu,” terangnya.

Safia mengatakan, tren kenaikan harga beras ini masih berlanjut. Apa lagi ke depan menghadapi bulan Ramadan.

“Berpotensi naik menjelang Ramadan,” singkatnya.

Iklan oleh Google

Safia mengaku bahwa beras yang mereka jual berasal dari Konsel. Mereka dibawakan melalui mobil truk dengan harga Rp700 ribu lebih.

“Untungnya kita setelah tiba di pasar ini paling banyak 20 ribu perkarung. Kita juga tidak tahu apa sebabnya,” tuturnya.

Safia mengatakan, dengan harga tersebut banyak masyarakat yang mengeluh, karena kenaikan harga beras terbilang cepat.

“Masyarakat banyak yang mengeluh kasian, tapi mau diapa, ini kebutuhan pokok. Mau tidak mau mereka harus beli,” katanya.

Sementara itu, salah satu pedagang ayam, Wa Ode Kaake, asal Kampobalano, mengaku sangat terbebani dengan naiknya harga beras. Apa lagi dengan kondisi ekonomi yang tidak jelas seperti ini.

“Setengah mati kalau naik, tidak setara dengan pendapatan. Baru saat ini setengah mati cari uang,” ujarnya.

Ia mengaku, beras merupakan salah satu kebutuhan pokok di keluarganya, karena anak-anaknya tidak bisa makan selain beras.

“Anak-anak yang konsumsi beras, kalau kita orang tua tidak masalah biar jagung kita makan. Ini saja saya beli 25 Kg, kita pake tidak cukup satu bulan,” keluhnya.

Ia berharap kepada pemerintah untuk membantu menstabilkan harga beras seperti yang dilakukan oleh pemerintah sebelumnya.

“Semoga ke depan bisa stabil lagi harga.
Seperti harga selama ini. Disubsidi kah, atau seperti apa tergantung pemerintah,” harapnya. (Pialo/yat)

ARTIKEL-ARTIKEL MENARIK NAWALAMEDIA.ID BISA DIAKSES VIA GOOGLE NEWS(GOOGLE BERITA) BERIKUT INI: LINK
Berlangganan Berita via Email
Berlangganan Berita via Email untuk Mendapatkan Semua Artikel Secara Gratis DIkirim ke Email Anda
Anda Dapat Berhenti Subscribe Kapanpun
Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, ruas (*) wajib diisi