Take a fresh look at your lifestyle.

Guru dan Siswa Demo Tolak Kepala SMAN 1 Wawotobi karena Diduga LGBT

652

Puluhan masa aksi yang tergabung dalam guru, siswa dan staf tata usaha SMA Negeri 1 Wawotobi melakukan unjuk rasa di depan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menuntut pergantian Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wawotobi yang diduga telah melakukan pelecehan seksual sesama jenis atau lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), Senin 10 Oktober 2022.

Salah seorang guru yang tidak mau disebutkan namanya dalam orasinya mengatakan, mereka datang di Kantor Dinas Dikbud agar dinas terkait secepatnya mengganti Kepsek SMAN 1 Wawotobi yang dianggap sudah mencederai dunia pendidikan.

“Sebelumnya kepsek tersebut sudah pernah menulis untuk mengundurkan diri dari jabatannya dan ditulis di kertas dengan meterai 10 ribu namun hingga saat ini kepsek itu belum diganti,” katanya Senin 10 Oktober 2022.

Menanggapi dengan tuntutan tersebut Kepala Dinas Dikbud Sultra yang diwakili Kepala Bidang (Kabid) SMA Dikbud Sultra Asikin mengatakan, pihaknya baru tahu dan kaget dengan adanya peristiwa tersebut.

“Kemarin dia (kepsek) sempat datang di kantor dan ingin mengundurkan diri dari jabatannya dikarenakan kesehatan dia terganggu namun apa yang kamu terima hari ini beda. Sehingga kami menyimpulkan bahwa secepatnya ada pelaksana dulu tapi kami akan melapor dulu di atas (kepala dinas),” katanya.

Iklan oleh Google

Lebih lanjut, kata dia, jika benar yang disampaikan oleh para guru, maka kepsek tersebut harus diganti karena dianggap sangat memalukan dunia pendidikan.

Sementara itu salah satu korban seorang guru berinisial R mengungkapkan kronologis kejadian dimana bermula saat waktu ada pelatihan di salah satu hotel di Kota Kendari dimana mereka menyewa satu kamar hotel untuk bermalam, namun pelaku tidak tidur dikarenakan oknum kepsek tersebut dekat dengan tempat tinggalnya.

“Namun pada saat pagi saya selesai sarapan dan mandi. Setelah itu saya baring di tempat tidur sambil nonton acara televisi. Kemudian tidak berselang lama masuklah oknum kepsek tersebut di dalam kamar dan tiba-tiba langsung lompat dan mengenai pantat saya karena kaget saya mendorong kepsek tersebut dan dia meminta maaf,” katanya.

Kemudian korban kedua adalah seorang siswa berinisial MA (17) mengungkapkan, kejadian sekitar 8 Agustus 2022, dimana pelaku menawarkan untuk dipijit-pijit dengan menawarkan Rp200 ribu sekali pijit.

Sebagai gantinya, ia pun menawarkan temannya dan dia berminat. Setelah mendapat persetujuan, ia pun mengantar rekannya ke ruang kepsek untuk dipijit.

“Dari pengakuan teman saya dia mengira ingin dipijit ternyata ingin melakukan sesuatu namun teman saya menolak hingga oknum kepsek tersebut mengancam teman saya menggunakan sebilah parang apabila tidak mau menuruti kemauannya,” tuturnya. (Ahmad Odhe/yat)

ARTIKEL-ARTIKEL MENARIK NAWALAMEDIA.ID BISA DIAKSES VIA GOOGLE NEWS(GOOGLE BERITA) BERIKUT INI: LINK
Berlangganan Berita via Email
Berlangganan Berita via Email untuk Mendapatkan Semua Artikel Secara Gratis DIkirim ke Email Anda
Anda Dapat Berhenti Subscribe Kapanpun
Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, ruas (*) wajib diisi