Wacana Putra Daerah di Pilkada Mubar Menurut Ridwan Bae
Meski Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Muna Barat masih dua tahun lagi, namun wacananya mulai menggema. Teranyar, isu putra daerah kembali digaungkan.
Bagi politikus Golongan Karya (Golkar) Ridwan Bae, isu itu wajar saja muncul di tengah persiapan perhelatan Pilkada. Menurut Ridwan, ada beberapa alasan munculnya isu putra daerah ini.
Pertama, adanya keinginan putra daerah memimpin daerahnya sendiri. Biasanya, masyarakat sadar bahwa yang layak memimpin daerah adalah putra di daerah itu sendiri.
Kesadaran ini diperoleh setelah masyarakat melewati suatu periode pemerintahan dalam hal pemberdayaan masyarakat di daerah tersebut.
“Itu pandangan geopolitik dan tradisi politik yang telah saya lalui selama ini,” katanya dalam keterangannya, Sabtu 12 Februari 2022.
Kedua, lanjut Ridwan, isu putra daerah ini juga muncul dalam kacamata kultural masyarakat. Perlu dicatat, sebut Ridwan, kultur masyarakat Muna Barat itu sudah heterogen. Namun dipersatukan pemikiran yang sama dalam menentukan nasib membangun daerahnya sendiri.
“Jadi ada kesamaan pemikiran dari putra daerah ini. Ingin sama-sama mengelola daerahnya lebih maju dan berkembang,” bebernya.
Dalam mengelola pemerintahan, lanjut Ridwan, tidak hanya berbicara pada konteks pembagian jabatan di lingkungan pegawai negeri sipil (PNS), tetapi juga pada wilayah kerja lainnya. Contohnya, pekerjaan infrastruktur tentu warga di daerah itu harus ikut diberdayakan.
“Jadi, tujuan semata-mata pemekaran itu kemarin adalah untuk mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut,” jelasnya.
Nah, lanjut Ridwan, masyarakat Muna dan Muna Barat mayoritas memiliki kultur yang sama. Keduanya hanya dipisahkan oleh wilayah administrasi pemerintahan.
“Tidak boleh ada dikotomi sebenarnya. Jadi, Muna dan Muna Barat hanya beda administrasi. Nah, dalam perbedaan administrasi ini, setiap kepala daerah dituntut untuk mensejahterakan masyarakat di daerahnya masing-masing. Bukan mengolah di daerah itu, tapi tujuannya untuk daerah satunya. Itu tidak boleh. Setiap kepala daerah, harus mencurahkan sepenuhnya untuk mensejahterakan masyarakat di daerah dipimpinnya,” tekan Ridwan.
Terkait isu putra bisa menjegal putranya, LM Iksan Taufik yang kembali maju di Pilkada Muna Barat 2024, Ridwan menilai sebaliknya. Isu putra daerah akan menguatkan putranya itu.
“Iksan itu neneknya orang Lasosodo. Mamanya Paapanya (nenek Iksan) ada di sana. Jadi isu ini justru menguatkan sebenarnya,” kata Ridwan.
Nenek Iksan diketahui bernama Wa Ode Pine. Ia merupakan istri dari Raja Muna La Ode Pandu dan beranakan Wa Ode Siti Nurlaila, ibu dari LM Iksan Taufik.
Lebih lanjut, kata Ridwan, pada Pilkada Muna Barat lalu, Iksan juga menggaet La Nika sebagai wakilnya yang juga putra daerah asli Muna Barat.
“Jadi, isu putra daerah ini tidak akan melemahkan Iksan, tapi malah menguatkan. Saya usul, harusnya isunya diganti. Bagus isu tentang siapa yang siap membangun daerah,” tuturnya.
Meski itu semua, lanjut Ridwan, yang menentukan garis tangan seseorang menjadi pemimpin suatu daerah adalah Tuhan Yang Maha Esa melalui suara atas dasar hati nurani rakyat.
“Jadi suara rakyat itu yang menentukan. Kita ini manusia hanya ikhtiar dan bekerja maksimal. Untuk mendapatkan suara, yah kita harus bisa mengambil simpati dan hati masyarakat. Bukan dengan intimidasi atau ancaman-ancaman. Kita baik-baik lah dengan masyarakat,” pungkasnya. (yat)
Mantap lagi makna dari pencerahan politiknya eee,