UPT Layanan Konseling UHO Kendari Gelar Konseling Gratis untuk Masyarakat
Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023, UPT Layanan Konseling UHO di bawah pimpinan Eva Herik, S.Psi., M.Psi., Psikolog bekerja sama dengan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Sultra yang diketuai oleh Evelyn Ridha Manalu, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan Jurusan Psikologi FKIP UHO di bawah pimpinan Citra Marhan, S.KM., MA., mengadakan kegiatan konseling gratis yang diperuntukkan bagi masyarakat umum yang mengalami permasalahan psikologis.
Menurut WHO, kesehatan mental atau mental health adalah keadaan sejahtera setiap individu, dalam mewujudkan potensi diri sendiri. Dalam perkembangannya, adanya kepedulian serta perhatian khusus yang diberikan oleh masyarakat, telah mendorong terciptanya gagasan WFMH (World Federation of Mental Health) untuk menetapkan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober sejak tahun 1992.
Eva Herik mengatakan, kegiatan ini adalah sebuah kesempatan yang sangat baik khususnya bagi masyarakat yang ingin menyelesaikan permasalahan hidupnya kepada psikolog/ahlinya secara gratis, karena kegiatan konseling gratis ini dilakukan oleh para psikolog profesional.
“Kegiatan konseling gratis ini mendapat sambutan dan antusiasme positif dari pendaftar terutama para mahasiswa yang sedang struggle dalam menjalani dunia perkuliahan. Dalam kegiatan ini peserta mendaftar melalui google form yang telah disediakan oleh pihak panitia, namun kuota peserta dalam kegiatan ini dibatasi,” katanya.
Kegiatan konseling gratis ini dilaksanakan selama 5 hari terhitung dari hari Selasa hingga Sabtu pada 17-21 Oktober 2023.
Pelaksanaan sesi konseling dilakukan di beberapa tempat, di antaranya Ruang Konseling Jurusan Psikologi UHO, Ruang UPT Layanan Konseling UHO dan di beberapa klinik mandiri praktek psikolog serta dilakukan via google meet bagi psikolog yang bertugas di luar Kota Kendari.
Jumlah Psikolog yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 11 Psikolog yaitu Eva Herik, S.Psi., M.Psi., Psikolog., Astri yunita, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Yuliastri Ambar Pambudhi, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Siti Mikarna Kaimudin, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Ida Sriwaty S, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Evelyn Ridha Manalu, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Dino Rizadman Rahia, S.Psi.,M.Psi., Psikolog, Purwo Erina Wahyuriko, S.Psi., M.Psi.,Psikolog, Efi Suparti, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Wa Ode Nursanaa, S.Psi.,M.Psi., Psikolog dan Ravianty Dony, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
“Total klien yang mendaftar sebanyak 70 orang, namun klien yang ditangani hanya 44 orang. Dimana 26 klien tidak melakukan proses konseling karena tidak hadir dan membatalkan jadwal konseling. Pada kegiatan ini melibatkan sebanyak 10 mahasiswa Jurusan Psikologi yang mendampingi setiap psikolog dalam sesi konselingnya,” jelasnya.
Ia menyebut, setiap sesi konseling durasinya yaitu 1 jam. Menurut Eva Herik, peserta yang mendaftar melalui panitia lebih dari 70 orang, namun karena terbatas sehingga belum bisa memfasilitasi semua calon peserta. Hal ini memberikan gambaran, bahwa masyarakat membutuhkan kegiatan konseling sebagai sarana untuk menangani permasalahan yang dihadapi.
“Pada kegiatan ini, klien yang mendaftar berada pada rentang usia 18-48 tahun dengan rata-rata permasalahan yang paling banyak dihadapi adalah gangguan kecemasan dan stres, gangguan-gangguan lain seperti Post Traumatic Stres Disorder (PTSD), masalah pengasuhan orang tua, trikotilomania, trauma bullying, masalah parenting mengenai anak tantrum, permasalahan dengan pasangan, masalah kepercayaan diri, hingga ingin mendapatkan psikoedukasi terkait kesehatan mental,” imbuhnya.
Ia menyebut, rata-rata peserta konseling merasa terbantu dalam menyelesaikan masalahnya. Mereka mengaku kegiatan ini bermanfaat terutama bagi yang terkendala dibiaya untuk ke psikolog.
Kegiatan Konseling ini diharapkan menjadi sebuah solusi bagi masyarakat umum yang sedang mengalami permasalahan hidup dan memberikan manfaat yang positif bagi klien dalam memaknai hidup.
“Semoga, kita semua mulai sadar dan menaruh perhatian terhadap kondisi kesehatan mental diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Sesuai dengan tagline Hari Kesehatan Mental Sedunia, ialah “Mental Health is a Universal Human Right”.,” pungkas Eva. (yat)