Take a fresh look at your lifestyle.
 

Sukseskan Program Presiden, Kebun Raya UHO Jadi Lahan Konservasi Tanaman Endemik di Sultra

181

Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI-RI) melakukan penanaman pohon dalam program Gerakan Nasional Penanaman Pohon Terancam Punah Indonesia di Kebun Raya Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari belum lama ini.

Sebanyak 405 bibit pohon yang ditanam. Enam di antaranya merupakan jenis pohon terancam punah seperti Pooti, Kayu Kuku, Angsana, Senokeling dan Jeruk Siompu.

Penanaman pohon yang hampir punah ini bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra), UHO dalam hal ini UPT Ilmu Hayati dan Kebun Raya, Jurusan Kehutanan FHIL UHO, PT Green Planet Indonesia, IKA Kehutanan Unhas dan DPD HAE IPB Sultra.

Kegiatan ini dihadiri langsung, Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi SH, Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Dr Bambang Hendroyono, Rektor UHO Prof Dr Muh Zamrun Firihu, Forkopimda Sultra dan dihadiri sejumlah Kepala Organiasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sultra.

Gubernur Sultra, H. Ali Mazi mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi Universitas Halu Oleo, Rektor dan Asosiasi Mikoriza Indonesia yang telah melaksanakan serta mendukung penanaman pohon dalam gerakan nasional penanaman pohon terancam punah Indonesia, karena tanpa dukungan kegiatan seperti ini tidak akan terlaksana dengan baik.

“Kegiatan seperti ini kalau rektornya tidak suport tidak ada terlaksana. Jadi kita berterima kasih sama pak rektor dan luar biasa suportnya pak rektor dengan pemerintah berkolaborasi dalam menjaga pohon-pohon yang sudah hampir punah,” ucap Ali Mazi saat menghadiri acara tersebut.

Orang nomor satu di Sulawesi Tenggara ini mengatakan, untuk menjaga pohon yang hampir punah ini butuh komitmen dan kerjasama semua pihak dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup di Bumi Anoa terkhusus yang sudah ditanam di Kebun Raya UHO.

“Harapan kami sebagai pemerintah provinsi semoga melalui penanaman pohon terancam punah di Kebun Raya UHO ini dapat menginspirasi stakeholder lain dan masyarakat ikut dalam pelestarian ekosistem dan menyelamatkan pohon yang hampir punah di Sulawesi Tenggara,” harapnya.

Ketua DPW Partai NasDem Sultra ini menambahkan, untuk penelitian pohon yang hampir punah merupakan tugas kampus UHO dan kalau tidak ada biaya sudah menjadi tanggungjawab pemerintah untuk memporsikan anggaran.

“Pemerintah wajib memberikan biaya untuk mengembangkan pohon-pohon yang hampir punah ini, dan ini tugas kita melestarikan Sultra hijau karena ada program Presiden yang harus disukseskan yaitu untuk menghijaukan hutan,” tutupnya.

Iklan oleh Google

Di tempat yang sama, Rektor UHO, Prof Muhammad Zamrun Firuhu menjelaskan, Kebun Raya UHO memang telah ditetapkan sebagai ruang terbuka hijau dan disiapkan sebagai lahan konservasi untuk tanaman-tanaman Endemik Sulawesi Tenggara termasuk pohon-pohon yang hampir punah tersebut.

“Makanya penanaman kali ini merupakan bentuk usaha kita untuk melestarikan tanaman-tanaman Endemik di Sulawesi Tenggara. Kita berharap nanti semua tanaman Endemik Sulawesi Tenggara itu bisa ada di Kebun Raya UHO,” jelasnya.

Rektor UHO dua periode ini menambahkan, untuk menjaga dan melestarikan pohon-pohon tersebut, UHO telah berkolaborasi dengan pemerintah provinsi.

“Saya juga dengan pak Gubernur sudah berkolaborasi. Jadi artinya pemerintah provinsi dan UHO berkolaborasi untuk kemajuan pembangunan Sultra,” tutupnya.

Sementara itu, Ketua AMI RI, Prof. Hj Husna MP menjelaskan bahwa, kegiatan penanaman pohon terancam punah merupakan program utama dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) AMI RI ke 25.

“Kegiatan ini kami masukkan salah satu program ini untuk menyelamatkan jenis-jenis pohon terancam punah terutama di Sulawesi Tenggara, yang ditanam di Kebun Raya UHO ini,” jelasnya.

Dosen Jurusan Kehutanan FHIL UHO ini menyebut, banyak sekali jenis pohon-pohon yang hampir punah seperti Kalapi bukan hanya terancam punah tetapi endemik Sulawesi yang hanya tumbuh di Abuki, Unahaa dan Kolaka Timur. Kemudian ada kayu kuku, Pooti dan Jeruk Siompu.

“Kenapa saya masukkan jeruk Siompu, karena jeruk Siompu merupakan jeruk yang tidak ada samanya di dunia, ini rasanya manis dan punya rasa khas tersendiri. Jadi semua pohon endemik ini harus kita jaga dan dilestarikan dengan baik,” jelasnya.

Guru Besar UHO ini, menjelaskan bahwa Asosiasi Mikoriza Indonesia merupakan salah satu organisasi profesi yang bergerak di bidang Mikoriza (cendawan, jamur). Mikoriza, dapat membantu tanaman dalam penyerapan air dan unsur hara di dalam tanah sehingga membantu tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik

Mikoriza ini merupakan salah satu mikroorganisme dalam tanah yang memang berfungsi dalam menyerap unsur hara dan air dalam tanah. Jadi pada saat musim kemarau kering, disaat itu dia memanfaatkan hifa-hifa (benang-benang halus) eksternalnya menyerap unsur hara untuk diberikan ke tanaman. Terutama pada tanah-tanah yang unsur haranya rendah. Termasuk tanah tambang yang memiliki logam tinggi. (re/yat)

ARTIKEL-ARTIKEL MENARIK NAWALAMEDIA.ID BISA DIAKSES VIA GOOGLE NEWS(GOOGLE BERITA) BERIKUT INI: LINK
Berlangganan Berita via Email
Berlangganan Berita via Email untuk Mendapatkan Semua Artikel Secara Gratis DIkirim ke Email Anda
Anda Dapat Berhenti Subscribe Kapanpun
Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, ruas (*) wajib diisi