Take a fresh look at your lifestyle.
 

Sosok Saidiman : Anak Petani, Baru 32 Tahun, Doktor Pertama di Napanokusambi Muna Barat

3,653

Bakda Subuh, Senin 10 Januari 2022, Saidiman (32) terbangun dari tidur lalu bergegas mengambil air wudhu. Padahal, seperti biasa, cuaca dingin selalu menyelimuti Kota Bandung.

Setelah wudhu yang dinginnya terasa ke tulang-tulang, Saidiman bergegas ke salah satu ruangan rumah lalu membentangkan sejadah untuk menuntaskan dua rakaat Salat Subuh.

Setelah ibadah tuntas, ia lalu berdoa agar dimudahkan segala urusannya saat ujian promosi Doktor Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Senin 10 Januari, dimulai pukul 09.00 sampai pukul 11.30 WIB.

Ujian doktor yang dijalani Saidiman merupakan salah satu bukti komitmen dan konsistensi dalam dunia pendidikan. Bagaimana tidak, anak seorang petani dan penjual ikan ini mampu menamatkan program doktornya di usia muda 32 tahun.

Bahkan, Saidiman juga tercatat sebagai doktor pertama di kampung halamannya, Kecamatan Napanokusambi.

Saidiman, lahir di Kombikuno, 30 Juli 1989 sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara, buah hati dari pasangan Wa Hayadi dan La Saido. Ia menikah dengan Putri Aulia, dan telah dikaruniai dua orang putra yang bernama La Ode Muhammad Ezra Pratama dan La Ode Ammar Abraham. Saat ini Saidiman mengabdi sebagai dosen di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo.

Pendidikan Saidiman ditempuh di SD Negeri 20 Napabalano, SMP Negeri 4 Napabalano, SMA Negeri 1 Napabalano, S-1 di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Halu Oleo, S-2 di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2012.

Saidiman, menyelesaikan perkuliahan selama 4,5 tahun di Universitas Pendidikan Indonesia dan menjadi doktor termuda di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Sulawesi Tenggara.

Kegigihan Saidiman dalam meraih mimpi di dunia pendidikan diperoleh dari tekad yang diajarkan kedua orang tuanya.

Ibunya, Wa Hayadi, seorang perempuan pekerja keras yang jualan ikan di pasar dan ayahnya seorang petani biasa tidak menurunkan semangatnya untuk melanjutkan S3 di Bandung.

Iklan oleh Google

Saidiman kuliah S3 dengan mendapatkan Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI-DN) yang merupakan bagian dari Lembaga Pengelola Dana Pendidkan (LPDP) di bawah naungan Kementerian Keuangan.

“Masuk Kuliah sejak tahun 2017, dan alhamdulillah 10 Januari 2022 resmi menyandang status gelar Doktor Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia dengan IPK yang sangat memuaskan yaitu 3,86,” kata Saidiman.

Berbagai pengalaman dan kiprahnya untuk mendukung keilmuan dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dituangkan dalam berbagai kegiatan di antaranya:
Pembentang makalah pada International Confrence on Interdiciplinary Langauge, Literature, and Education.
Pembentang makalah pada the Basa Internasional 2019 organized by Javanese Literature Departement, Fakulty of Cultural Scences of Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pembentang makalah pada Kongres Bahasa Indonesia XI
Pembentang makalah pada kegiatan Seminar Internasional Riksa Bahasa XII dengan tema “ Perananan Bahasa Indonesia sebagai Literasi Peradaban”.
Pembentang Makalah pada kegiatan Sedaring Internasional Riksa Bahasa XV dengan tema “Menyiapkan Generasi Literat Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia”.

Beberapa karya tulis yang pernah disusun untuk mendukung keahliannya, di antaranya:
Local Wisdom in the Sariga Oral Tradition of Muna Tribe in Southeastern Sulawesi.
Values of Culture In The Tradition Of Sariga Individuals In Muna District Southeast Sulawesi.
Character Education Based on Oral Literature and Its Use as an Alternative of Literature Materials at School.
Strategi Guru Bahasa Indonesia dalam Membuat Soal Hots Pada Pembelajaran Abad Ke-21.
Perbedaan dan Persamaan Budaya dalam Film Indonesia dan Film Barat (Kajian Bandingan Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Titanic).

Saidiman berpose dengan anak dan istrinya usai ujian promosi doktor. (Istimewa)

Teliti Tradisi Lisan Sariga

Dalam program doktor, Saidiman melaksanakan penelitian dan melaporkan hasilnya dalam bentuk disertasi berjudul Kajian Tradisi Lisan Sariga dan Pelestariannya di Masyarakat Muna Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara.

Penelitian disertasi yang telah diselesaikan oleh Saidiman merupakan kajian tradisi lisan Sariga dan pelestariannya di masyarakat Muna kabupaten Muna Barat. Penelitian ini didasarkan pada keberadaan tradisi lisan yang ada di masyarakat yang merupakan bagian dari warisan leluhur masyarakat Muna yang mengandung kearifan lokal dan filosofi hidup yang terekspresikan dalam bentuk upacara adat yang memiliki fungsi dan nilai sebagai bentuk pengobatan tradisional.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur performansi tradisi Sariga, fungsi, nilai, serta bentuk pelestariannya berupa Buku Panduan Pelaksanaan Tradisi Sariga dan Buku Pengayaan Pengetahuan dalam bentuk cetak dan buku elektronik yang dapat diakses secara daring.

Disertasi ini sebelumnya telah diujikan dalam Ujian Sidang Tahap 1 yang dilaksanakan pada Senin, 13 Desember 2021 dan mendapatkan penilaian layak untuk dilanjutkan ke tahap II dengan perbaikan.

Pada sidang promosi doktor ini, Saidiman dinyatakan lulus sebagai doktor setelah diuji oleh Dr. Sumiyadi, M.Hum., Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd., Dr. Tedi Permadi, M.Hum., Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. dan Dr. Ade Makmur (Universitas Padjajaran). (yat)

ARTIKEL-ARTIKEL MENARIK NAWALAMEDIA.ID BISA DIAKSES VIA GOOGLE NEWS(GOOGLE BERITA) BERIKUT INI: LINK
Berlangganan Berita via Email
Berlangganan Berita via Email untuk Mendapatkan Semua Artikel Secara Gratis DIkirim ke Email Anda
Anda Dapat Berhenti Subscribe Kapanpun
Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, ruas (*) wajib diisi