Selama 4 Hari, Soropia dan Kendari Diguncang 52 Kali Gempa Bumi
Kurang lebih selama empat hari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diguncang 52 gempa bumi. Hal itu berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari hingga Selasa 29 Maret 2022.
Berdasarkan data BMKG, ada tujuh gempa bumi yang dirasakan. Yakni, gempa berkekuatan 4,9 SR terjadi 25 Maret 2022, pukul 21.20 WITa, berpusat di laut 11,9 kilometer Timur Laut Soropia Kabupaten Konawe dengan kedalaman 2 kilometer.
Gempa berkekuatan 4,3 SR terjadi 26 Maret 2022, pukul 17.54 WITa, 11 kilometer Timur Laut Soropia Kabupaten Konawe dengan kedalaman 10 km.
Gempa berkekuatan 5,2 SR terjadii 26 Maret 2022, pukul 21.16 WITa, 27 kilometer Timur Laut Kendari dengan kedalaman 10 km.
Gempa berkekuatan 4,6 SR terjadi 26 Maret 2022, pukul 21.55 WITa, 10 kilometer barat laut Soropia kedalaman 2 km.
Gempa berkekuatan 3,2 SR terjadi 26 Maret 2022, pukul 22.01 WITa, 4 kilometer Timur Laut Kendari, Kota Kendari dengan kedalaman 10 km.
Gempa berkekuatan 3,6 SR terjadi 27 Maret 2022, pukul 01.59 WITa, 5 kilometer Timur Laut Soropia Kabupaten Konawe dengan kedalaman 10 km.
Gempa berkekuatan 3,7 SR terjadi 29 Maret 2022, pukul 06.56 WITa, 20 kilometer Timur Laut Soropia Kabupaten Konawe dengan kedalaman 1 kilometer.
“Sampai dengan hari ini, 29 Maret 2022 pukul 08.00 WITa, total kejadian gempa bumi sebanyak 52 kejadian dan masih ada potensi terjadinya gempa susulan,” kata Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rudin dalam rilisnya.
Dalam rilis yang sama, ia mengimbau kepada warga yang mengungsi di dataran tinggi akibat gempa berkekuatan 5,2 skala richter (SR) 26 Maret 2022 lalu, agar kembali ke rumah masing-masing.
“Bagi masyarakat yang telah mengungsi ke dataran tinggi, dipersilakan untuk kembali ke tempat tinggalnya,” kata Rudin dalam keterangan tertulisnya.
Ia menambahkan, apabila terjadi gempa bumi dengan guncangan yang kuat, masyarakat diimbau untuk dapat melakukan evakuasi mandiri. Untuk masyarakat yang tinggal di pesisir pantai agar menjauhi pantai menuju daerah yang lebih tinggi dalam waktu 2-3 jam setelah kejadian gempa bumi.
Menurut dia, jika ada informasi yang menyatakan prediksi akan terjadi gempa bumi dalam waktu dan jam tertentu maka dipastikan informasi tersebut tidak benar dan bukan bersumber dari BMKG.
“Diimbau kepada masyarakat agar tidak menanggapi isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (hoaks) terkait dengan prediksi gempa bumi dan memperhatikan informasi resmi dari BMKG,” tuturnya. (yat)