Pertamina Tegaskan Kualitas BBM Aman, Mogok Massal Kendaraan di Kendari Masih Misteri
PT Pertamina Niaga Regional Sulawesi angkat bicara atas insiden mogok massal kendaraan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang terjadi setelah masyarakat mengisi bahan bakar di sejumlah SPBU Pertamina.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis 6 Maret 2025, Integrated Terminal Manager Pertamina Kendari, Supriyono Agung Nugroho, menegaskan hasil uji sampel dari 4 SPBU, yakni, SPBU Saranani, THR, Rabam, dan By Pass, semuanya masih masuk dalam spesifikasi yang ditetapkan Dirjen Migas.
Parameter seperti kadar sulfur, destilasi, density 15, dan warna kecerahan visual telah diuji, dan hasilnya tetap sesuai standar.
“Jadi dari hasil pengujian empat sampel produk perta light dari empat SPBU eee berdasarkan dari ketentuan Dirjen Migas standar mutu kualitas BBM round 90 produk pertalite bahwa diperoleh dari empat hasil pengujian itu masih masuk dalam kualitas ataupun spek dari Dirjen Migas,” katanya.
Pihak Pertamina memastikan bahwa seluruh pasokan BBM yang disalurkan ke SPBU di wilayah Sulawesi Tenggara berasal dari Integrated Terminal Kendari dan telah memenuhi mutu yang ditetapkan.
Meski banyak kendaraan, terutama milik pengemudi ojek online, mengalami mogok setelah mengisi BBM di SPBU Pertamina, perusahaan pelat merah itu menolak disalahkan.
Menurut Supriyono, masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan penyebab utama mogoknya kendaraan tersebut.
“Untuk yang motor tadi itu perlu dilakukan pendalaman lagi. Jadi kita tidak bisa menyimpulkan ke menyudutkan ataupun menyalahkan ke salah satu pihak baik kita di Pertamina maupun yang memiliki motor,” ungkapnya.
Pertamina juga akan mengirimkan sampel BBM dari empat SPBU di Kendari ke laboratorium Lembaga Minyak dan Gas (Lemigas) Kementerian ESDM di Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasil uji ini diperkirakan akan keluar dalam waktu satu pekan ke depan.
Sementara itu terkait BBM yang dibeli oleh pengemudi ojek online memang berasal dari SPBU Pertamina, Supriyono mengaku belum bisa memastikan.
“Baik, dari teman-teman ojol kita tidak tahu ya apakah produk itu memang berasal dari SPBU, dari tangan kami produk yang kita salurkan itu dari produk kami ataukah memang dari produk yang telah dari beberapa lokasi yang lain,” jelasnya.
Lebih lanjut, Supriyono menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin ada kesalahpahaman dan meminta agar semua pihak menunggu hasil investigasi lebih mendalam sebelum menyimpulkan penyebab mogok massal kendaraan di Kendari.
Dengan pernyataan ini, misteri mogok massal kendaraan di Kendari masih belum terpecahkan. Masyarakat kini menunggu hasil uji laboratorium dari Lemigas untuk mengetahui apakah ada faktor lain yang menyebabkan insiden tersebut.
Sebelumnya.Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) di Kota Kendari mengalami kejadian tak biasa pada Rabu, 5 Maret 2025.
Motor mereka tiba-tiba mogok atau buntu-buntu setelah mengisi bahan bakar di SPBU. Video yang beredar memperlihatkan para pengemudi ojol membalikkan sepeda motor mereka untuk membuang bensin yang sudah ada di tangki.
Dalam video tersebut, seorang pria terlihat heran dengan kondisi bensin yang ditumpahkan. Menurutnya, bahan bakar yang keluar memiliki karakteristik berbeda dari biasanya.
Iklan oleh Google
“Kayaknya bensin ini oplosan. Pertalite kok kayak oli, kalau bensin asli pasti cepat menguap,” ujarnya dalam rekaman video.
Asnunung, salah seorang ojol yang turut menjadi korban, mengaku awalnya mengira motornya hanya kekurangan bahan bakar atau mengalami kerusakan pada busi.
Namun, setelah bertemu dengan rekan-rekannya yang mengalami hal serupa, ia mulai curiga terhadap kualitas bensin yang baru saja diisi.
“Saya pikir motor saya kurang bensin atau businya bermasalah. Saya paksa jalan sampai bengkel, tiba-tiba banyak driver lain yang mengalami hal yang sama,” tuturnya.
Sesampainya di Polsek, ia pun membuka tangki bensin dan mencium aroma bahan bakar yang aneh.
“Baunya kayak tiner, menyengat sekali. Tidak nyaman kalau terlalu dekat,” keluhnya.
Bara, ojol lainnya, juga mengalami masalah serupa. Menurutnya, malam sebelum kejadian, motornya sudah menunjukkan tanda-tanda tidak normal setelah mengisi bahan bakar.
“Kayaknya sudah dicampur sesuatu. Baru kali ini saya mengalami hal seperti ini,” ungkapnya.
Selain itu kasus dugaan pengoplosan bahan bakar Pertalite ini pun sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian Resor Kota Kendari pada Selasa, 4 Maret 2025 malam.
Laporan ini muncul setelah banyak dari mereka mengalami kerusakan pada kendaraan usai mengisi bahan bakar di sejumlah SPBU di kota tersebut.
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari mendalami laporan driver ojek online (ojol) terkait dugaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite oplosan.
Hal tersebut diungkapkan Kapolresta Kendari Kombes Pol Eko Widiantoro. Ia menyebut saat ini laporan tersebut telah dianalisis oleh pihaknya.
“Kami akan analisa dulu kemudian akan melakukan penyelidikan,” ujar Kapolresta Kendari, Rabu 5 Maret 2025
Menurut Eko, lebih dari 10 pengemudi ojol telah resmi melapor, sementara ratusan lainnya mengaku mengalami hal serupa.
Insiden ini ramai dibicarakan setelah beredar video yang memperlihatkan para pengemudi ojol menuangkan kembali bahan bakar dari tangki motor mereka karena merasa ada kejanggalan.
Namun pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan. Untuk mengungkap kasus tersebut, kata dia, Sampel bahan bakar dari kendaraan para pengemudi ojol akan dikirim ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut.
“Terkait Pertamina nanti kita lihat hasilnya dulu kita nggak bisa gegabah karena ini harus melalui proses penyelidikan yang sertifikamatrial. Kita juga harus ajukan sampelnya ke labolatorium untuk memastikan apakah ada oplosan atau tidak,” tuturnya. (Ahmad Odhe/yat)