Seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) 22 Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) berinisial LA (13), mengalami luka lebam di tubuhnya usai diduga dianiaya oleh sejumlah siswa di sekolahnya, Sabtu 24 Februari 2024.
Tak terima dengan kejadian tersebut, keluarga korban melaporkan sejumlah pelajar ke Mapolsek Mowila, dengan register LP/B / / II / 2024/SPKT/Polsek Mowila /Polres Konsel/Polda Sultra, pada Minggu, 25 Februari 2024.
Menurut pengakuan keluarga korban Erik Lerihardika (26), peristiwa itu bermula saat terduga pelaku berinisial RL (13) menanyakan adiknya LA di ruangan kelasnya. Tetapi saat itu korban tidak berada di ruangan.
“Saat itu RL ini datang ke ruangan adik saya dan menanyakan adik saya kepada teman sekelasnya. Tetapi rekan adiknya menjawab bahwa adik saya ini berada di kantin,” kata Erik.
Erik melanjutkan, setelah itu salah satu rekan korban pergi ke kantin sekolah dan memanggil LA agar secepatnya ke ruangan kelasnya.
“Kemudian adik saya datang ke ruangan kelas dan terjadilah adu mulut antara korban dan terduga pelaku. Itu dipicu adanya ketersinggungan lewat medsos. Sehingga pelaku tidak terima dan menemui korban,” jelasnya.
Tak sampai di situ, setelah cek-cok terduga pelaku kemudian meninggalkan ruangan korban. Tak lama terduga pelaku kembali sambil membawa rekannya yang dan langsung melakukan penganiayaan atau pengeroyokan.
“Dengan kejadian itu adik saya mengalami luka lebam gigitan. Dan pengakuan adik saya perutnya di tendang kemudian di belakang juga ditendang hingga pingsan. Bahkan adik saya mengaku trauma ke sekolah,” bebernya.
“Saya juga sudah melakukan visum kepada adik saya,” tambahnya.
Iklan oleh Google
Dia berharap dengan adanya laporan itu, pihak kepolisian segera mengambil langkah secara hukum. Karena menurutnya kasus tersebut tidak dibenarkan.
“Semoga dengan adanya laporan ini bisa memberikan efek jera kepada para terduga pelaku. Selain itu pihak guru juga selalu mengawasi murid-murid di sekolah agar tidak terulang kembali,” pungkasnya.
Sementara itu Kapolsek Mowila Ipda Komang Budayana membenarkan laporan tersebut.
“Iya (ada laporan), hanya ini baru keterangan sepihak makanya saya besok kroscek lagi kebenarannya supaya tidak terkesan memihak,” katanya saat dikonfirmasi.
Kata Ipda Komang dari keterangan guru SMPN 22 Konsel Harwiah, justru keduanya ada luka lecet atau memar. Namun baru 1 pelajar yang mengadu di polsek.
Sehingga, lanjut Ipda Komang untuk lebih jelasnya pihaknya akan mempertemukan kedua orang tua pelajar tersebut.
“Rencana besok akan dipanggil orang tua siswi yang berkelahi,” pungkasnya.
Ia menambahkan bahwa kasus tersebut sebelumnya sudah dimediasi oleh pihak sekolah. Namun saat itu tidak melibatkan orang tua pelajar.
“Masalah tersebut ternyata sudah selesai di sekolah hanya tidak melibatkan orang tua dari kedua siswi,” pungkasnya. (Ahmad Odhe/yat)