Kasus penemuan mayat gadis 14 tahun bernama Nita Ramadhani di Lorong Kawite-wite, Desa Tanjung Pinang, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat masih mengundang tanya motif maupun penyebabnya.
Nita Ramadhani adalah putri dari La Taming, kelahiran Sidamangura, 10 Agustus 2010.
Ia sempat dinyatakan hilang sejak 30 April 2024. Sejak saat itu, keluarga menyatakan korban hilang. Kasus ini sempat dilaporkan di Polsek Kusambi.
Pada 2 Mei 2024, Polsek Kusambi memposting di media sosial Facebooknya tentang hilangnya korban. Dalam postingan itu, Polsek Kusambi melampirkan foto disertai narasi ciri korban.
Masih dalam postingan, korban beralamat di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi dan diduga tuna wicara (tidak bisa bicara). Sejak saat itu lah, polisi dan keluarga korban terus melakukan pencarian.
Sekitar 10 hari kemudian, korban ditemukan telah meninggal dunia di rawa-rawa pinggir laut, tepatnya di Lorong Kawite-wite tak jauh dari Desa Tanjung Pinang, Jumat 10 Mei 2024 sekitar pukul 08.30 WITa.
Saat ditemukan, kondisi jasad korban mengenaskan dan tidak menggunakan busana. Pakaiannya ditemukan berserakan 3 meter dari lokasi jasad korban.
Kapolsek Kusambi, Iptu Muh. Nexon Ode Byo mengatakan, korban meninggalkan rumah sekitar pukul 18.30 WITa. Sejak saat itu korban tidak pulang ke rumah sehingga keluarga berupaya mencari namun tidak ditemukan.
“Korban ditemukan oleh masyarakat setempat pada hari ini Jumat tanggal 10 Mei 2024 sekitar pukul 08.30 WITa bertempat di lorong Kawite-wite Desa Tanjung Pinang Kecamatan Kusambi, Mubar,” jelasnya melalui sambungan telepon selulernya, Jumat 10 Mei 2024.
Nexon menyampaikan bahwa kronologis kejadian penemuan mayat NR berawal ketika saksi bernama Arwen dan Ardin pergi ke laut untuk menyulu, Kamis 9 Mei 2024 sekitar pukul 21.30 WITa.
Namun ketika melintas di lorong Kawite-wite tercium bau yang menyengat. Setelah dari laut, Arwen menyampaikan temuannya itu kepada Wa Ode Susanti.
Atas informasi tersebut, Wa Ode Susanti menelepon kerabatnya bernama Deli dan menyampaikan informasi yang didapat oleh Arwen.
Iklan oleh Google
Pada Jumat, 10 Mei 2024, sekitar pukul 07.30 WITa, Deli menemui Arwen untuk diantar menelusuri bau busuk tersebut.
Arwen mengantar rombongan keluarga di antaranya Deli, La Ode Rangka dan La Ode Halida berjalan menuju lorong Kawite-wite dengan mengendarai motor.
Setibanya di lorong Kawite-wite mereka mulai mencium bau busuk nan menyengat. Mereka kemudian mencari sumber bau busuk tersebut dan menelusuri semak belukar.
Deli melihat baju hijau yang yang berserakan di tanah. Tidak jauh dari baju tersebut La Ode Halida juga melihat celana warna biru.
Tak lama kemudian, menyusul La Ode Musairi, La Ode Arfan, La Dino dan La Angge untuk mengecek bau busuk.
Deli memperlihatkan temuannya kepada La Ode Musari dan membenarkan bahwa pakaian yang berserakan tersebut terakhir dikenakan korban.
Selanjutnya La Ode Musairi mencari sumber bau busuk dan kurang lebih 3 meter berjalan dia melihat sesosok mayat perempuan yang dia diuga kuat adalah NR selaku anak tirinya yang hilang atau tidak pulang rumah lebih dari sepekan.
“Pada saat korban ditemukan kondisinya sudah membusuk, tidak berbusana, dan pakaian yang digunakan (baju dan celana) terpisah dari posisi korban tergeletak yang berjarak kurang lebih sekitar 3 meter,” jelasnya.
Atas kejadian tersebut Polsek Kusambi berkoordinasi dengan Tim Inafis Polres Muna untuk melakukan indentifikasi di TKP dan berakhir sekitar pukul 12.30 WITa, selanjutnya jenazah tersebut dibawa ke RSUD Muna Barat guna dilakukan visum.
“Sampai saat ini penyebab kematian korban belum dapat dinyatakan secara ahli forensik,” ujarnya.
Atas hal itu, orang tua dan keluarga telah menyatakan menerima dengan ikhlas kematian korban dan tidak melakukan tuntutan apapun secara hukum.
Kasus meninggalnya korban ini mengundang perhatian sejumlah netizen di media sosial. Kebanyakan berpendapat janggal karena korban ditemukan tanpa busana. Pakaiannya ditemukan berserakan di sekitar TKP.
Tidak sedikit pula netizen mendesak polisi untuk menyingkap tabir meninggalnya korban yang sarat dengan kecurigaan dan penuh kejanggalan. (Pialo/yat)