Luas Panen Padi di Sultra Turun 4,62 Persen, NTP Petani Ikut Anjlok
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) menerbitkan data terbaru terkait luasan panen padi di Sulawesi Tenggara pada 2021.
Data yang dipublikasi pada 1 Maret 2022 ini menyebutkan, luas panen padi mencapai sekitar 127,52 ribu hektare dengan produksi sebesar 530,03 ribu ton gabah kering giling (GKG).
“Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2021 mencapai 304,38 ribu ton,” tulis rilis BPS Sultra yang dikutip Nawalamedia.id, Rabu 16 Maret 2022.
Masih data BPS, luas panen padi pada 2021 mencapai sekitar 127,52 ribu hektare, mengalami penurunan sebanyak 6,18 ribu hektare atau 4,62 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 133,70 ribu hektare.
“Produksi padi pada 2021 yaitu sebesar 530,03 ribu ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 2,74 ribu ton GKG atau 0,52 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 532,77 ribu ton GKG,” tulis data BPS.
Produksi beras pada 2021 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 304,38 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 1,58 ribu ton atau 0,52 persen dibandingkan produksi beras di 2020 yang sebesar 305,96 ribu ton.
Di sisi lain, masih data BPS Sultra, nilai tukar petani (NTP) Sulawesi Tenggara pada Februari 2022 tercatat 100,50 atau mengalami penurunan sebesar 0,28 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 100,79.
Menurut BPS Sultra, anjloknya NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,52 persen, lebih tinggi dari penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,24 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
NTP masing-masing subsektor tercatat sebagai berikut: Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) 97,86; Subsektor Hortikultura (NTPH) 106,88; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 98,93; Subsektor Peternakan (NTPT) 104,96 dan Subsektor Perikanan (NTNP) 105,07. Sedangkan Indeks NTP Nasional sebesar 108,83 atau naik sebesar 0,15 persen dari bulan sebelumnya sebesar 108,67.
Pada Februari 2022, secara nasional 22 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Kenaikan tertinggi tercatat di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,50 persen, sedangkan penurunan terbesar tercatat di Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,72 persen.
Pada Februari 2022 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Sulawesi Tenggara sebesar 0,35 persen yang disebabkan oleh penurunan nilai indeks pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. (yat)