Take a fresh look at your lifestyle.

Kemdikbudristek Gelar Sekolah Lapang Kearifan Lokal di Wakatobi

95

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat menggelar kegiatan sekolah lapang kearifan lokal pada masyarakat Adat Kapota di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis 23 Juni 2022.

Kegiatan ini merupakan kerjasama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi serta melibatkan para tokoh adat bersama dengan pemuda-pemudi Adat Kapota.

Kegiatan sekolah lapang kearifan lokal merupakan salah satu bentuk pendidikan kontekstual dalam rangka mendukung proses pemajuan kebudayaan oleh masyarakat adat.

Pada tahap awal penyelenggaraannya dilaksanakan pembekalan teknis bagi para pandu budaya Masyarakat Adat Kapota pada 23 dan 24 Juni 2022.

Diharapkan bahwa para pandu budaya memahami teknik dan metode menemukenali dan menggali objek pemajuan kebudayaan sehingga tersusun Dokumen Temukenali Objek Pemajuan Kebudayaan (DTK).

“Mengapresiasi adanya sekolah lapang kearifan lokal di Kabupaten Wakatobi dan menginginkan agar para pandu budaya nanti mampu menggali kekayaan sepuluh objek pemajuan budaya sebagai sumber identitas budaya di Kapota,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wakatobi, La Aliwangi.

Iklan oleh Google

Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Madya dari Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Agus Setiabudi menyampaikan bahwa potensi kekayaan sumberdaya maritim di Pulau Kapota perlu dioptimalkan pengelolaannya berdasarkan adat istiadat melalui sekolah lapang kearifan lokal.

“Sekolah lapang kearifan lokal memberikan ruang bagi generasi muda adat untuk belajar berbagai ragam kekayaan objek pemajuan kebudayaan milik masyarakat adat,” jelasnya.

Sebagai salah satu bentuk pendidikan kontekstual, sekolah lapang kearifan lokal dapat dijadikan sebagai ajang regenerasi guna mempersiapkan keberlanjutan kepemimpinan adat istiadat. Melalui sekolah lapang generasi muda adat menemukenali berbagai kekayaan ragam budayanya.

“Proses transfer pengetahuan antar generasi, dari para empu sebagai pemilik pengetahuan tradisional kepada para generasi muda berlangsung dalam sekolah lapang kearifan lokal,” jelasnya.

Para pemuda-pemudi adat maupun para tokoh adat sepakat, bahwa saat ini terjadi pengikisan budaya yang begitu kuat sehingga terdapat beberapa tradisi yang terancam punah di Kapota. Sekolah lapang kearifan lokal diharapkan mampu mengurai permasalahan tersebut.

Selain menemukenali berbagai ragam budaya yang terancam punah, sekolah lapang juga merevitalisasi kekayaan pengetahuan dan teknologi tradisional.

“Tidak sekedar merevitalisasi berbagai budaya yang akan punah. Sekolah lapang juga berupaya memanfaatkan keberadaan teknologi dan pengetahuan tradisional yang ada sehingga mampu berkontribusi bagi ekonomi masyarakat adat di wilayah Adat Kapota,” tutupnya. (re/yat)

ARTIKEL-ARTIKEL MENARIK NAWALAMEDIA.ID BISA DIAKSES VIA GOOGLE NEWS(GOOGLE BERITA) BERIKUT INI: LINK
Berlangganan Berita via Email
Berlangganan Berita via Email untuk Mendapatkan Semua Artikel Secara Gratis DIkirim ke Email Anda
Anda Dapat Berhenti Subscribe Kapanpun
Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, ruas (*) wajib diisi