Kasus DBD di Kota Kendari Mengkhawatirkan, Ketua Komisi II Minta Pemkot Proaktif
Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari, Andi Sulolipu meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari melalui Dinas Kesehatan untuk proaktif menekan angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).
Pasalnya, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Kendari tercatat sebagai daerah tertinggi penderita kasus DBD selama kurun waktu 2021. Terdapat 185 orang menderita penyakit tersebut dan 3 orang meninggal dunia.
“Dinas Kesehatan harus lebih proaktif turun ke lapangan untuk mensosialisasikan penanggulangan DBD ke masyarakat, karena angka ini tidak bisa kita abaikan,” kata Andi Sulolipu, Selasa 18 Januari 2022.
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, memang pemerintah kota saat ini sedang fokus pada penanganan virus corona. Namun alangkah baiknya Dinas Kesehatan juga harus fokus waspada pada DBD.
“Kita harus belajar dari kejadian tahun lalu dan sekarang ini kita masih dalam kondisi pandemi Covid-19, jangan sampai kita direpotkan lagi dengan kasus DBD,” paparnya.
Ketua Dewan Pembina ASLI ini menyarankan, dinas kesehatan gencarkan pengawasan tingkat bawah yakni peran serta Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk meneliti titik persebaran DBD. Kemudian melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah dimana jentik itu berasal.
“Harapan saya, seluruh kelurahan sudah dipetakan oleh Dinkes bahwa di daerah ini yang berisiko kasus DBD,” harapnya.
Kemudian rutin melakukan foging di setiap kelurahan sebelum ada kasus DBD dan kesiapan sarana dan prasarana untuk penanganan kasus DBD.
“Itu memang harus dilakukan oleh pemerintah, tidak boleh ada fogging yang diminta oleh masyarakat karena sudah ada korban. Pemerintah harus turun tanpa ada permintaan warga,” jelasnya.
Untuk itu, Andi Sulolipu mengimbau Dinkes melakukan kerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk menyiapkan kantong darah sebagai langkah kewaspadaan.
“Kerja sama dengan PMI sangat penting untuk mengantisipasi jika membutuhkan beberapa kantong darah bagi pasien DBD,” tandasnya.
Ia menambahkan, masyarakat agar melakukan langkah 3M yakni, menutup, mengubur, menguras. Selain itu, selalu rutin memberikan abate sebagai penanganan jumantik di masing-masing rumah. (re/yat)