Ibu Yusuf Kardawi Menangis di Depan Polda Sultra, Minta Demonstran Bubar
Ibu kandung Muh Yusuf Kardawi, Endang Yulida menangis di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin 27 September 2021.
Endang seketika muncul berbicara lewat pengeras suara milik Polda Sultra. Ia meminta agar mahasiswa yang terlibat dalam demo dua tahun meninggalnya Randi dan Yusuf Kardawi agar segera membubarkan diri.
Ia mengaku, tidak ingin ada orang tua mahasiswa bernasib sama dengannya kehilangan anak kandung yang meninggal dalam demo ricuh.
Endang bilang, kehadirannya di hadapan massa aksi termasuk berbicara lewat pengeras suara polisi tidak ada intervensi ataupun arahan dari siapa pun.
“Saya tidak ingin lagi ada mahasiswa yang meninggal ketika menyuarakan aspirasi rakyat. Ibu tidak ingin di antara kalian ada yang terluka,” katanya sambil menangis.
Ia menyebut, tidak boleh lagi ada Yusuf selanjutnya yang membuat ibu menderita karena kehilangan anak tercinta.
“Kalian adalah harapan ibu kalian,” tambahnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Yulida mengucapkan terimakasih kepada mahasiswa yang terus mengawal penanganan hukum kematian anaknya. Namun dilakukan dengan cara tidak anarkis.
Ia juga memohon doa kepada seluruh mahasiswa agar terus mendoakan anaknya Yusuf dan Randi yang meninggal dalam demo ricuh dua tahun lalu.
Menurutnya, mungkin dengan doa dan air mata, maka akan ada keadilan bagi Yusuf Kardawi.
“Kita bersabar menunggu keadilan dari Tuhan,” imbuhnya.
Setelah beberapa menit mengimbau dari pengeras suara polisi, Yulida turun menemui massa aksi. Ia masih tetap menangis dan meminta mahasiswa agar segera membubarkan diri. Ia mengaku sudah beberapa kali mendatangi Polda Sultra.
Yulida sempat menyalami beberapa mahasiswa sambil terisak menangis. Seorang mahasiswa pun memimpin doa untuk kedua korban dan selanjutnya mahasiswa membubarkan diri dan pulang menuju Bundaran Kantor Gubernur Sultra. Namun, di Bundaran ini mahasiswa malah berhenti dan melakukan blokade jalan.
Mahasiswa kemudian terlibat bentrok lanjutan dengan aparat kepolisian. Mahasiswa mencoba melempari aparat menggunakan batu dan kayu. Polisi pun berusaha membubarkan massa menggunakan gas air mata. (tfj/yat)