Dosen UHO Beri Edukasi Kesehatan Reproduksi di Masyarakat Pesisir Bungkutoko
Sejumlah dosen Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari dengan berbagai disiplin ilmu berkolaborasi memberikan edukasi kesehatan reproduksi kepada masyarakat pesisir di Bungkutoko Kota Kendari, Minggu 27 Maret 2022.
Edukasi ini dalam rangka pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, tentang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan yang berbentuk sosialisasi ini mengangkat Tema Edukasi Pentingnya Kesehatan Reproduksi dengan menggandeng Rumah Zakat, Yayasan Al Qolam, dan Yayasan Bina Muda Mandiri sebagai mitra. Pengabdian ini menyasar masyarakat umum khususnya ibu-ibu di Kelurahan Bungkutoko.
Kabid KAAI Dinas Kesehatan Kota Kendari Dr Hamirah turut diundang untuk membuka kegiatan tersebut. Menurut dia, kegiatan ini sangat penting untuk diketahui oleh semua kalangan masyarakat.
“Karena hal ini akan berakibat pada pertumbuhan angka Stunting di Sulawesi Tenggara. Jika masyarakat semakin paham dan mengerti dengan pentingnya menjaga kesehatan Reproduksi maka angka stunting di masyarakat akan semakin berkurang. Hal ini juga merupakan komitmen pemerintah Kota Kendari dalam menurunkan angka stunting sampai 15 persen,” katanya dalam memberikan sambutan.

Iklan oleh Google
Kegiatan yang beranggotakan Eva Herik, S.Psi, M.Psi., Psikolog., Puji Rahahayu, S.Hut., MP., Ph. D., Akifah, S.KM., M..P.H., dan Nurmin Suryati, S.S., M.Si. ini juga mengundang pemateri dari Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo, yakni, Dr. Yunita Amraeni, S.KM., M.Kes. dan dr. Arimaswati, M.Sc.
Dr. Yunita Amraeni mengatakan bahwa kesehatan reproduksi wanita seharusnya dapat dipahami sejak dini apalagi mereka yang sudah bisa dikatakan siap menikah baik secara mental maupun finansial.
“Organ-organ genital pada manusia yang sudah bisa dikatakan siap menikah adalah mulai umur 21-25 tahun untuk wanita dan 25 tahun – 30 tahun untuk pria. jika seseorang kurang memahami ini maka ke depannya akan berdampak buruk bagi khidupan manusia selanjutnya,” bebernya.
Sementara itu, dr. Arimaswati menyebut, beberapa dampak buruk mengenai kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan reproduksi adalah munculnya penyakit-penyakit seperti penyakit kelamin, kangker payudara dan kangker serviks.
Di tempat yang sama, Kepala Lurah Bungkutoko Abdul Haris Dj, S.IP mengaku, masyarakat di Keluarahan Bungkutoko merasa sangat senang dengan adanya kegiatan seperti ini. Hal ini terbukti dari kedatangan para warga baik tua maupun muda.Ia pun sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Sudah selayaknya masyarakat mengerti akan penting kesehatan reproduksi. Saya berharap kegiatan seperti ini akan selalu dilakukan secara berkelanjutan,” harapnya. (yat)