BMKG Keluarkan Potensi Gelombang Tinggi dan Awan Cumulonimbus
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan perkiraan potensi gelombang tinggi di perairan Indonesia dan adanya awan cumulonimbus.
Area perairan dengan gelombang tinggi 2,5 sampai 4 meter terjadi di Perairan utara Pulau Sabang, Perairan barat Aceh hingga Kepulauan Nias, Perairan Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Selat Bali – Lombok – Alas – Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Perairan Pulau Sumba, Laut Sawu, Perairan Kupang – Pulau Rotte, Samudra Hindia selatan NTT, Perairan selatan Kepulauan Tanimbar, Perairan selatan Kepulauan Kei – Aru, Laut Arafuru.
Area perairan dengan gelombang sangat tinggi antara 4.0 sampai 6.0 meter terjadi di Perairan barat Mentawai, Perairan Enggano – Bengkulu, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumbawa, Samudra Hindia barat Mentawai hingga selatan NTB.
Sedangkan prediksi awan cumulonimbus (CB) dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL / Occasional) selama 7 hari ke depan diprediksi terjadi di Sebagian Aceh, Sebagian Sumatra Utara, Sebagian Laut Natuna, Perairan Barat Sumatra Barat sampai Bengkulu, Sebagian Sumatra Barat, Sebagian Bengkulu, Pesisir Barat Lampung, Sumatra Selatan, Sebagian Lampung, Sebagian Kepulauan Bangka Belitung, Laut Jawa, Samudra hindia Selatan Jawa bagian Barat, Sebagian Banten, Sebagian Jawa Barat, Sebagian Jawa Tengah, Sebagian Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.
Kemudian, Kalimantan Utara, Sebagian Kalimantan Timur, Selat Makassar, Sulawesi Barat, Sebagian Sulawesi Tengah, Sebagian Gorontalo, Sebagian Sulawesi Utara, Sebagian Laut Maluku, Maluku Utara, Sebagian Maluku, Laut Halmahera, Sebagian Laut Banda, Papua Barat, Papua dan Samudra Pasific Utara Papua.
“BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan (hujan secara sporadis, lebat, dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es), yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam rilisnya. (Yat)