Pengungsi Banjir di Kendari Mulai Terpapar Penyakit
Warga yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Wanggu di Kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, mulai mengalami berbagai gangguan kesehatan.
Salah satunya adalah Nunasra (54), pengungsi yang mengeluhkan gatal-gatal yang dirasakannya sejak empat hari terakhir.
“Yang saya rasakan gatal-gatal saya punya kaki,” ungkap Nunasra saat ditemui di lokasi pengungsian.
Ia merupakan salah satu dari ratusan warga yang mengungsi setelah rumah mereka terendam banjir pada Minggu, 29 Juni 2025.
Tak hanya penyakit kulit, sejumlah warga juga mengeluhkan masalah pencernaan dan pusing akibat kondisi tempat tinggal yang tidak memadai.
“Kadang mules, kadang pusing. Karena kita tinggal di tenda, panas, terus belum ada obat-obatan,” tambah Nunasra.
Di tengah keterbatasan, para pengungsi hanya mengandalkan bantuan dapur umum, terpal, selimut, dan kasur yang disediakan. Namun, kebutuhan pokok seperti beras, air bersih, dan obat-obatan dinilai masih sangat kurang.
Iklan oleh Google
“Yang kita butuhkan beras, air minum, obat-obatan. Kalau tidak ada itu, kita tidak bisa juga itu bagaimana (bertahan),?” keluhnya.
Nunsra juga berharap agar pemerintah segera melakukan langkah nyata, khususnya dalam perbaikan saluran pembuangan air agar banjir tidak terus berulang.
“Saya harap pemerintah bisa melihat kita kedepannya terutama saluran pembuangan air,” ujarnya.
Sementara itu, pihak pelayanan kesehatan lokasi banjir melalui, Staf Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari Sainal Husein mengatakan hingga saat pihaknya telah menerima pasien akibat banjir sebanyak 22 orang dengan mayoritas usai lansia hingga anak-anak.
“Adapun keluhan-keluhan yang didaptkan disini seperti gatal-gatal mungkin karena berendam di air, kemudiam demam, batuk dan diare,” katanya.
Dia menyebut di posko kesehatan pihaknya menyediakan pemeriksaan pemeriksaan tekanan darah, fasilitas obat-obatan dan juga fasilitas ambulance untuk mengevakuasi warga bila ada penanganan lebih lanjut kerumah sakit.
Hingga kini, para pengungsi masih bertahan di tenda-tenda darurat sambil menanti bantuan tambahan dari pemerintah dan pihak terkait. (Ahmad Odhe/yat)